Python merupakan satu-satunya mobil air (watercar) atau kendaraan amfibi
tercepat yang ada di dunia. Tercatat Python mampu melaju di atas air
dengan kecepatan sekitar 100 kpj, sedangkan laju pada lintasan darat
dengan kecepatan maksimal 4,5 detik untuk menempuh 0-100 kpj atau
sekitar 200 kpj.
Kita patut ikut merasakan penderitaan saudara,
yang sekarang lagi dirundung bencana banjir, khususnya di Jakarta dan
seluruh Indonesia pada umumnya. Nampaknya pemerintah pusat belum mampu
mengatasi masalah banjir yang sudah menjadi agenda tahunan ibu kota
negara ini.
Salah satu solusi pintar atas permasalahan ini
mungkin dengan menghadirkan kendaraan amfibi yang mampu beradaptasi
dengan dua lintasan yang berbeda yakni di darat dan bahkan di air. Boleh
saja untuk saat ini kita terlena dengan deretan rangkaian uji coba
produksi mobil listrik, namun tidak ada salahnya jika pemerintah juga
mengapresiasi ide mobil amfibi ini.
Watercar Python ini merupakan
kendaraan amfibi yang dibekali dengan mesin berbasis LS Corvette yang
notabene memiliki daya horsepower besar sekali.
Mobil amfibi ini
secara khusus dibuat dengan desain bodi yang terbuat dari sekam (hull)
untuk kedepannya, sehingga untuk bodi sendiri memiliki daya apung dan
ringan. Meskipun demikian secara keseluruhan mobil yang ada saat ini
memiliki bobot total 1,7 ton dan masih bisa terapung dengan baik di air.
Untuk
desain bodinya sendiri masih secara utuh mementingkan fungsionalitas
sebuah kendaraan darat, sehingga orang tidak akan menyangka dengan
kemampuan mengapung mobil Python ini.
Spesifikasi watercar Python sebagai berikut:
Kapasitas penumpang: 5 orang
Mesin darat: Mesin belakang Corvette LS1-LS9
Transmisi: 4 percepatan standar
Mesin air: Jet
Rem: Rem cakram pada ke-4 roda
Power steering
Wheels Retrack: Pneumatic
BBM: BBM beroktan 91 injeksi
Cooling system: Closed system coolant
Pintu: 2 buah
Kecepatan di air: 100 kpj
Kecepatan di darat: 200 kpj
Untuk
harganya sendiri belum secara pasti, mengingat belum resmi diperjual
belikan di Amerika, namun untuk estimasi teknologi penggabungan dua
macam mesin dan daya apungnya saja menghabiskan dana sekitar Rp 290
jutaan.
Bagaimana, apakah pemerintah bersedia menampung ide dan
segera merealisasikan solusi pintar dalam mengatasi banjir Jakarta ini?
Semoga saja suatu saat dan dalam waktu dekat banyak arsitek kendaraan
yang merisetnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar