Selama
ini, orang menganggap piramida hanya terdapat di Mesir. Padahal di
berbagai wilayah lainnya di dunia juga secara berturut-turut telah
ditemukan piramida zaman prasejarah. Seperti misalnya peradaban bangsa
Maya di Amerika Selatan, peradaban bangsa Yunani di Eropa, wilayah Asia
dan lain-lain, telah ditemukan piramida yang bentuk dan besar kecilnya
tidak sama.
Artikel ini memperkenalkan sebagian piramida yang
ditemukan di Jepang, piramida-piramida ini sepertinya tidak ada hubungan
apa pun dengan bangsa Jepang modern, mungkin dibuat oleh manusia
prasejarah yang jauh sebelum adanya sejarah.
Sejumlah
piramida dan bangunan batu raksasa ditemukan di dasar laut lepas pantai
Jepang. Peradaban maju itu tidak ada hubungannya dengan peradaban Jepang
sekarang ini.
Sejak tahun 1950-an, di berbagai wilayah
Jepang secara berturut-turut telah ditemukan peninggalan piramida dalam
jumlah besar dan bangunan batu raksasa, dari masa sejarah yang sangat
lama, di antaranya beberapa piramida karena permukaannya tertutup oleh
debu dan tanah, serta dipenuhi dengan berbagai macam tumbuh-tumbuhan,
bagian luar tampak seperti sebuah gunung yang tinggi. Orang Jepang
Jiujing Shengjun bahkan menemukan adanya hubungan tertentu antara bangsa
Jepang dengan bangsa Yahudi pada zaman dahulu.
Tidak
hanya demikian, pada tahun-tahun terakhir ini di dasar laut lepas pantai
Jepang telah ditemukan banyak sekali peninggalan peradaban zaman
purbakala. Sejak Maret 1995, penyelam menemukan 8 tempat peninggalan
yang tersebar di sekitar Hiroshima hingga lautan Pulau Yonaguni.
Tempat
peninggalan pertama adalah sebuah konstruksi persegi empat yang sangat
menarik, namun tidak begitu jelas dan ditutupi oleh karang sehingga
bagian buatan manusianya tidak bisa dipastikan. Setelah itu, seorang
atlet penyelam di musim panas tahun 1996 di luar dugaan menemukan sebuah
teras beruncing raksasa di kedalaman 40 kaki di bawah permukaan laut
Oklahoma Selatan, dipastikan merupakan hasil buatan manusia.
Dan
melalui pencarian lebih lanjut, tim penyelam lainnya menemukan lagi
sebuah monumen lain dan lebih banyak lagi bangunan buatan manusia.
Mereka mendapati jalan yang panjang dan luas, tangga dan pintu lengkung
yang tinggi dan megah, serta batu raksasa yang dipotong dengan sempurna.
Semua ini dipersatukan selaras dengan gaya bangunan berbentuk garis
lurus yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Dalam beberapa
bulan selanjutnya, kalangan arkeologi Jepang ikut serta dalam penggalian
yang membangkitkan semangat ini. Tidak lama kemudian, mereka menemukan
lagi sebuah konstruksi yang berbentuk piramida yang sangat besar di
kedalaman 100 kaki di bawah permukaan laut tidak jauh dari pegunungan
Sinaguni yang berjarak 300 mil dari Hiroshima.
Benda raksasa ini
terletak di sebuah kawasan luas yang kelihatannya digunakan untuk
penyelenggaraan upacara, pada kedua sisinya terdapat pintu menara
raksasa, bangunan ini panjang 240 kaki, lebar 600 kaki, dan tinggi 90
kaki, dan sejarahnya dapat dilacak kembali minimal 8.000 tahun SM.
Oleh
karena visibilitas normal adalah 100 kaki di bawah permukaan laut, maka
tingkat kejernihan pandang peninggalan ini cukup untuk pengambilan foto
dan rekaman video. Gambar-gambar tersebut muncul dalam berita utama di
koran-koran Jepang melebihi satu tahun lamanya, arkeolog berpendapat,
bahwa ini mungkin adalah sebuah bukti awal adanya peradaban zaman batu
yang masih belum diketahui orang.
Ahli geologi, Profesor Masaki
Kimura dari Universitas Hiroshima, yang pertama-tama mengadakan
penelitian ini dan mengambil kesimpulan bahwa bangunan yang mempunyai
lima tingkat konstruksi ini adalah buatan manusia. Dia mengatakan:“Bahwa
bangunan ini bukan benda hasil alamiah.
Jika hasil alamiah,
seharusnya pecahan yang terbentuk melalui korosi bertumpuk di atasnya,
namun tidak ditemukan pecahan batu seperti ini.” Dia menambahkan, “bahwa
sekeliling bangunan terdapat suatu yang mirip jalanan, dan ini semakin
membuktikan bahwa ia adalah buatan manusia.
Profesor ilmu
geologi Universitas Boston Robert Sketche menyelam dan memeriksa
bangunan tersebut. Dia mengatakan, “Jika diamati, bangunan itu seperti
serentetan tangga raksasa, setiap tangga tingginya kurang lebih 1 meter.
Esensial penampang bangunannya mirip dengan piramida model tangga. Ini
merupakan sebuah struktur yang sangat menarik.
Pengikisan air
yang alami ditambah lagi dengan proses perpecahan batu berkemungkinan
menghasilkan struktur seperti ini, namun kami masih belum menemukan
proses yang bagaimana dapat menghasilkan penampang tangga yang begitu
tajam.”
Bukti selanjutnya yang dapat membuktikan bahwa bangunan
tersebut adalah buatan manusia adalah beberapa tumpukan kecil dari batu
yang ditemukan di sekitarnya. Mirip dengan bangunan utama,
piramida-piramida mini ini dibentuk dari batu hampar berbentuk tangga
yang disatukan, lebarnya 10 meter dan tinggi 2 meter.
Profesor
Kimura berpendapat, bahwa masih terlalu pagi jika ingin mengetahui siapa
yang telah membuat monumen tersebut atau apa tujuannya. Dia
mengatakan,“Bangunan ini mungkin adalah sebuah istana dewa dari agama
zaman dahulu, digunakan untuk memuja-muji dewa tertentu, sama seperti
penduduk Hiroshima yang percaya pada dewa Nirai-Kanai yang dapat
mendatangkan kesejahteraan dari laut kepada mereka.
Oleh karena
berdasarkan catatan, 10 ribu tahun lampau tidak ada manusia yang mampu
membuat monumen seperti ini, maka ini mungkin adalah sebuah bukti
peradaban manusia yang tidak diketahui orang.”
“Hanya
manusia yang memiliki teknologi tingkat tinggi baru mampu menyelesaikan
proyek seperti ini, dan sangat mungkin berasal dari daratan Asia yang
mengandung peradaban manusia paling kuno. Bangunan yang demikian raksasa
harus menggunakan mesin tertentu baru dapat menyelesaikannya,” lanjut
Profesor Kimura.
Masa peradaban Jepang sekarang ini berawal dari
zaman batu baru sekitar tahun 9000 SM. Penghidupan orang-orang pada
zaman itu adalah berburu dan mengumpulkan makanan. Tidak mungkin ada
teknologi maju untuk membuat bangunan seperti piramida raksasa tersebut.
Dapat
disimpulkan bahwa sebelum peradaban Jepang kali ini, di kawasan Jepang
ini, pernah ada peradaban manusia yang sangat maju, dan ia dengan bangsa
Jepang sekarang tidak mempunyai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar