Selasa, 12 Maret 2013

BMW X5, Tercanggih di Kelasnya

Tak ada kerusakan serius di mobil BMW X5 yang dikemudikan Rasyid Amrullah. Padahal saat menabrak, mobil itu melaju di atas 100 kilometer/jam. Adakah fitur khusus di mobil itu yang membuat tidak terlalu rusak dan pengemudinya selamat?

Mobil BMW X5 memang tercanggih di kelasnya. Menggunakan transmisi standar otomatis dengan delapan kecepatan, BMW menampilkan paddles shift pada bagian kemudi, sehingga seperti BMW Seri M atau mobil balap Formula 1. Mobil itu juga dilengkapi fitur comfort access yang dapat memberikan pencahayaan di luar saat bagian pintu dibuka.

Di dalam, pengemudi dan penumpang dapat menggunakan teknologi dari fitur Apps BMW yang membuat pemilik iPhone Apple dapat tetap terhubung dengan berbagai layanan online serta menerima saluran stasiun radio dari seluruh dunia.

Soal keamanan, BMW X5 juga dikenal sebagai salah satu mobil yang terkenal faktor safety-nya dan teruji pula kualitas teknologi remnya.

Mobil BMW yang dikemudiakan Rasyid memiliki spesifikasi jeep, L.C, HDTP, BMW X5 X Drive 30i AT CBU, berwarna Hitam metalik tahun 2010. Kisaran harga on the road-nya sekitar Rp 1,2 miliar.

BMW X5 merupakan SUV perdana racikan manufaktur Bavaria yang membuat pasar jatuh hati sejak awal kemunculannya pada 1999 (dengan kode E53). Sedari awal, BMW meracik mobil ini sebagai sport activity vehicle (SAV) ketimbang SUV (sport utility vehicle). BMW x5 ditekankan pada kemampuan jalan raya, ketimbang kinerja di medan off-road. Juga menjadi perintis mobil gagah berkemampuan hebat di jalan aspal. Konsep tersebut diikuti banyak produk lain, seperti Porsche Cayenne, VW Touareg, Volvo XC90, Range Rover Sport, dan Mazda CX-9.

Di Indonesia, X5 hadir kali pertama pada 2001. Hingga 2010 tercatat 879 unit yang sudah melenggang di jalan. Sejak 2006, BMW telah melahirkan X5 generasi kedua (E70), yang desainnya kental nuansa generasi pertama, namun lebih panjang 187 milimeter, berikut wheelbase yang mulur 113 milimeter.

Perubahan eksterior terjadi di bumper depan dan belakang. Ubahan juga meliputi headlamp dengan LED daytime running light (lampu siang hari) serta bi-xenon.

Formasi lampu belakang berbentuk huruf L yang dilengkapi lampu LED horisontal. Di bawah lip bumper belakang, tersemat dua knalpot di sisi kiri dan kanan. Untuk tampilan luar, tak tampak perbedaan antara varian bensin dan diesel, kecuali huruf D dan I di emblemnya.

Desain ini terbilang agresif di--banding rival sekelasnya, seperti Mercedes ML dan Lexus RX. X5 memiliki bodi yang lebih besar dari ML, mengingat X5 punya opsional untuk 7 penumpang.

Salah satu tulang punggung mesin agar lebih mampu melepas panas, yaitu aplikasi teknologi brake energy regeneration. Saat terjadi pengereman, energi akibat deselerasi dikonversi menjadi energi listrik.

Energi itu lantas disalurkan ke alternator. Dengan begitu, mesin tidak perlu bekerja ekstra saat engine braking. Walhasil, mesin tidak mudah panas. Teknologi common rail (injeksi langsung bahan bakar sesuai kebutuhan mesin) dengan piezo injectors serta turbocharger, tak lupa disematkan.

Segudang fitur dijejalkan untuk membuat mobil ini nyaman sekaligus aman. X5 mampu menikung dengan tajam dan akurat berkat sistem steering rack & pinion dengan imbuhan PAS (power assisted steering).

Gejala oversteer atau understeer dapat diminimalisasi oleh fitur pengendalian seperti DTC (dynamic traction control), yang merupakan salah satu bagian dari DSC. Akurasi setir terbilang baik, untuk bermanuver di kecepatan tinggi ataupun berkendara di kota.

Yang harus diperhatikan adalah penggunaan bahan bakar. Selain PertaDex, BMW masih ‘mengizinkan’ X5 diesel menenggak BBM dari Shell, Petronas, atau Total. Selain itu interval servis rutin harus diperpendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar